Sabtu, 07 November 2009

Sumatera Barat Luluh Lantah

Kamis, 01-Oktober-2009

PADANG-Gempa hebat berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) mengguncang Sumatera Barat, Rabu (30/9). Berdasarkan data dari Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika, gempa 7,6 SR itu terjadi pada pukul 17.16.09 WIB. Gempa terjadi di lokasi 0.84 Lintang Selatan dan 99.65 Bujur Timur. Pusat gempa berada di arah 57 kilometer barat daya Pariaman, Sumatera Barat.

Gempa tersebut juga dirasakan warga di Medan (Sumatera Utara), Bengkulu, Pekanbaru (Riau), Palembang (Sumatera Selatan), Jambi, Bandar Lampung, bahkan Aceh. Hanya sejauh ini, dampak paling parah akibat gempa itu dilaporkan terjadi di Padang. Ibu kota Sumatera Barat tersebut seperti sebuah kota yang terisolasi dari kota-kota lain di sekitarnya.

Hingga tadi malam, korban meninggal sudah menembus 75 orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah karena masih banyak warga yang tertimbun reruntuhan gedung.

Akibat gempa itu, ribuan rumah dan bangunan bertingkat di Kota Padang runtuh. Listrik padam dan kebakaran terjadi di mana-mana. Jaringan internet ngadat dan jalur komunikasi via seluler sebagian tak bisa digunakan.

“Jarak pandang hanya 500 meter saat saya melarikan motor menuju rumah dari Jalan Proklamasi menuju Jalan Padang Pasir. Terlihat asap mengepul ke udara dari arah bangunan yang runtuh,” kata Al Imran, seorang warga Kota Padang.

Beberapa gedung yang runtuh yakni Gedung BII di Jalan Sudirman, Suzuki Ujung Jalan Ujung Gurun, Capella, Sentral Pasaraya Padang, Ramayana di Jalan Pemuda, Anugerah Furniture serta bangunan Fakultas Teknik Universitas Andalas di Limau Manis. Gedung Rektorat IAIN Imam Bonjol Padang yang terletak di Lubuk Lintah, Kecamatan Kuranji, juga runtuh dan bangunan masjid yang ada di sana juga sebagian dindingnya runtuh.

Ratuasan warga Kampung Baru, Kelurahan Sawahan Timur, Kota Padang histeris. Puluhan rumah permanen dan semi permanen milik mereka dalam sekejap runtuh ketika gempa mengguncang. Warga yang rumahnya hancur memilih mendirikan tenda sekadarnya di sebuah lapangan rumput tak jauh dari rumah. Keadaan tambah mencekam karena ketika hari menjelang malam, listrik pun mati.

Selain rumah warga, gedung-gedung berukuran besar juga banyak yang runtuh, termasuk di antaranya gedung hotel Sedona, gedung Universitas Eka sakti di Jalan Veteran dan Gedung Universitas Andalas, serta gedung Sari Petojo, sebuah pabrik es balok di kawasan Ganting Padang.

Maidestal Hari Mahesa, anggota DPRD Kota Padang, mengatakan, bangunan Bakso Lapangan Tembak di Jalan Proklamasi juga rata dengan tanah beserta bangunan ruko di sebelahnya. Diperkirakan banyak pengunjung yang terjebak di dalamnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang, Dedi Henidal menyebutkan, hingga tadi malam kondisi Kota Padang mencekam. Warga masih berada di jalanan, sehingga situasi gelap. Alarm Tsunami tidak berbunyi, karena kekuatan gempa tidak berpotensi Tsunami.

“Alarm Tsunami tidak dibunyikan, karena gempa tidak berpotensi Tsunami. Hingga saat ini pihaknya turun ke jalan untuk menginformasikan kepada warga untuk tetap waspada dan berada di luar rumah untuk antisipasi gempa susulan,” ujarnya.

Hingga tadi malam pihaknya belum bisa bergerak jauh, karena macet total di seluruh jalan utama seperti Jalan Jenderal Sudirman, Khatib Sulaiman, Jalan Veteran. Jalan Sawahan yang merupakan salah satu jalan akses menuju Limau Manis juga macet begitu juga dengan Jalan Proklamasi.

“Ribuan warga bergerak menuju kampus Unand (Universitas Andalas) di Limau Manis dan ada yang menuju Belimbing,” ungkapnya.

Walikota Padang Fauzi Bahar melalui telepon melaporkan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa korban tewas akibat gempa 7,6 SR di Sumatera Barat sedikitnya 75 orang.

Dalam laporannya kepada Wapres yang sedang memimpin rapat terbatas merespons bencana gempa bumi di Sumbar itu juga menyatakan bahwa bandara saat ini ditutup karena terjadi kerusakan.

Dilaporkan juga pada saat kejadian sebagian jaringan telepon seluler saat ini tidak dapat diakses karena mengalami kerusakan. Sedangkan Bupati Pariaman Muslim Kasim dan Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi sedang berada di Jakarta.

Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi memperkirakan, gempa yang mengguncang beberapa wilayah Sumatera Barat mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Gamawan yang saat gempa terjadi berada di Jakarta menuturkan, laporan yang dia terima dari stafnya menyatakan, kerusakan akibat gempa cukup parah.

“Saya mendapat laporan, sudah banyak gedung yang rusak dan terbakar akibat gempa ini. Bahkan pagar tembok di belakang Gubernuran roboh semuanya. Saya juga mendapatkan laporan kalau masjid di kompleks Gubernuran sudah tak mungkin bisa dipakai lagi karena rusak parah,” ujar Gamawan yang saat dihubungi baru sampai di Jakarta, Rabu (30/9).

Pemprov Sumbar, lanjut Gamawan, masih belum bisa memastikan berapa banyak korban jiwa yang terjadi akibat gempa.

Dia mengatakan, besarnya gempa membuat warga cukup panik akan terjadinya gelombang tsunami. “Karena takut tsunami, banyak warga yang mencoba menyelamatkan diri dengan pergi ke tempat lebih tinggi. Meninggalkan rumahnya. Kami masih belum mendapat laporan berapa banyak korban yang meninggal,” katanya.

Gamawan mengatakan masih menunggu laporan komprehensif dari pegawai jajaran Pemprov Sumbar. “Saya juga sudah ditelepon Wakil Presiden yang menanyakan perkembangan terbaru. Untuk itu, malam ini juga saya kembali ke Padang,” kata Gamawan.

Sumber : www.radarbanten.com

Tidak ada komentar: